ATURAN MEMAKAI JAMU
yaudah gak usah banyak basa basi lagi ini dia caranya :
Pada saat menggunakan jamu, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan sehingga mendapat hasil penyembuhan seperti yang di harapkan.
Bacalah dengan seksama semua petunjuk tentang seputar
penggunaan jamu berbahan tanaman obat di bawah ini..!
Baca artikel lainya :http://apasiblog.blogspot.co.id/2016/04/sejarah-kartu-merah-dan-kuning-sepak.html
WAKTU MEMETIK BAHAN
JAMU (TANAMAN OBAT)
Untuk mendapat bahan jamu yang terbaik dari tanaman, perlu
di perhatikan saat – saat pengumpulan bahan –bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman
waktu pemetikan tanaman secara umum :
-
Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan
sebelum buah menjadi masak
-
Bunga di kumpulkan sebelum atau segera setelah
mekar
-
Buah dipetik dalam keadaan masak
-
Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna
-
Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber) dan umbi
lapis (bulbus), dikumpulkan sewaktu prosser pertumbuhannya berhenti
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan tanaman yang
sudah di kumpulkan, segera di cuci bersih dan sebaiknya dilakukan pada air yang
mengalir. Maksudnya untuk menghilngkan kotoran yang melekat, baik tanah, telur
cacing atau yang cukup berbahaya adalah pestisida, sebab pestida ini sering di
gunanakan para petani kita untuk membasimi serangga.
Bahan tanaman yang
telah bersih dapat segera di manfaatkan sebagai obat bila di perlukan pemakaian
bahan segar atau di keringkan untuk di simpan. Pengeringan bahan tanaman
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat di dalamnya,
sehingga mencega terjadi pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan
demikian, bahan dapat lebih lama di simpan dalam toples atau wadah yang
tertutup rapat. Bahan yang telah kering, juga lebih mudah untuk di haluskan,
bila ingin dibuat serbuk.
Cara melakukan pengeringan bahan jamu :
Bila bahannya besar
atau banyak mengandung air, dapat di potong –potong seperlunya. Pengeringan
bahan dapat dilakukan langsung di bawah sinar matahari atau memakai pelindung
seperti kawat halus, sehingga pengeringan tidak terlalu cepat.
Pengeringan dapat
juga dilakukan hanya dengan mengangin – anginkan bahan di tempat yang teduh
atau di dalam ruangan pengering yang aliran udaranya banyak.
CARA MEREBUS RAMUAN :
Merebus ramuan jamu
yang berasal dari simplisia (bahan dari tanaman berkhasiat obat yang belum
tercampur, belum diolah, tapi sudah dalam keadan bersih) bisa berasal dari
bahan segar atau yang telah di keringkan.
Bahan yang hendak di
rebus, harus sudah di cuci bersih. Bila bahanya segar atau tebal seperti daun
yang lebar, rimpang, kulit kayu atau batang, dapat di potong tipis seperlunya.
Perebusan di lakukan dalam pot tanah/keramik atau panci. Pot keramik (ceramic
clay pot) bisa di beli di toko obat tradisional.
Jangan sesekali
merebus jamu menggunakan panci yang terbuat dari bahan besi, aluminium atau
kuningan, karena dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang
rendah, terbentuknya racun (toksik) atau menimbulakan efek samping akibat
terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat. Gunakan air bersih untuk merebus,
sebaiknya air murni kecuali di tentukan yang lain. Bahan obat di masukan
kedalam pot tanah, masukan air sampai bahan obat terendam obat terendam dan
permukaan air berada 30 mm di
atasnya. Perebusan di mulai bila air telah meresap ke dalam bahan ramuan obat.
Rebus dengan api yang sesuai.
Bila tidak di
tentukan hal yang lain, bisanya merebus ramuan obat di dumulai dengan api yang
besar dan sampai airnya mendidih. Selanjutnya, air dikecilkan supaya untuk
mencegah air remusan tidak meluap atau cepat kering. Tanam obat yang mengandung racun direbus
dengan air kecil dalam waktu yang lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar
racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang berkhasiat
mengeluarkan keringat, seperti ramuan obat influenza atau demam, jadi dalam
mengatur apinya beda obat beda pengaturan apinya.
Bila tidak di
tentukan lain, maka perebusan di anggap selesai ketika air rebusan terisisa
setengah dari air rebusan semula. Bila bahan
obat yang direbus banyak yang keras seperti biji, batang atau kulit
kayu, maka perebusan selesai setalah sisa airnya sepertiga dari air rebusan
semula.
Ada cara perebusan
yang sedikit berbeda dari cara di atas, karena dalam berbagai hal ada bahan –
bahan yang perebusan nya menggunakan perlakuan khusu, seperti misalnya :
Direbus terlebih dahulu
Dilakukan bila ada
bahan obat yang besar dan susah untuk di ekstrak, seperti kulit kerang tau
mineral. Bahan tersebut dihancurkan dan direbus terlebih dahulu kira – kira 10
menit sebelum obat lainya dimasukan.
Direbus paling akhir
Dilakukan bila ada
bahan obat yang mudah menguap atau bahan aktif nya yang mudah terurai. Misalnya
pepermint, akar costus atau bahan pewangi. Bahan tersebut di masukan terakhir,
kira – kira 4-5 menit menjelang rebusan obat siap di angkat.
Dididihkan perlahan – lahan atau di rebus terpisah
Perbusan cara ini dilakukan
dengan maksud untuk menghindarkan kerusakan zat berkhasiat atau menghindari
terserapnya zat berkhasiat tersebut bila di rebus terlalu lama. Contohnya
ginseng. Irislah bahan ini tipis – tipis dan di
kemudian di rebus terpisah dalam pot tertutup dengan api kecil kira –
kira 2-3 jam.
Dilarutkan melalui penyeduhan
Ada beberapa macam
bahan obat atau jamu yang lengket, kental atau mudah terurai bila di rebus
terlalu lama dengan bahan obat lainya atau mudah melekat didinding pot/bahan
obat lain, sehingga pengeluaran bahan obat lainya terhambat. Contohnya gelantin
kulit keledai (donkey hode keledai) dan malt sugar. Bahan seperti ini tidak di
rebus bersamaan dengan bahan obat lain. Masukan ke dalam cangkir lalu seduh
dengan bahan obat lain.
WAKTU MINUM JAMU
Berikut ini adalah
pedoman waktu minum jamu yang dapat digunakan, bila tidak ada petunjuk lain.
Biasanya jamu di minum sebelum makan . bila jamu tersebut merangsang lambung,
maka di minum sesudah makan. Obat yang berkhasiat menguatkan (tonik), diminum
sewaktu perut kosong. Obat yang berkhasiat menenangkan, diminum sewaktu ingin
tidur. Bila penyakit baru terjadi obat di minum setiap saat. Bila penderita
penyakit sudah lama, obat bisa di minum sesuai jadwal dan teratur.
CARA MEMINUM JAM
Jamu biasanya di
minum satu dosisi sehari, dibagi untuk 2-3 kali minum. Umunya jamu diminum sewaktu
masih hangat, terutama untuk pengobatan sindroma luar. Setelah minum obat
pakailah baju tebal atau selimut supaya tubuh tetap hangat dan mudah
mengeluarkan keringat.
Untuk pengobattan
sindroma panas, obat di minum ketika sudah dingin. Pada pengobatan sindroma
dingin, jamu diminum dalam keadaan hangat, jamu yang agak beracun diminum
sedikit demi sedkit tetapi sering. Tambahkan dosisinya secara bertahap agar
efek pengobatan tercapai.
LAMA PENGOBATAAN
Tanaman berkhasiat
obat yang nantinya digunakan sebagai jamu yang masih berupa simplisia, hasil
pengobattan nya tampak lambat tetapi konstruktif. Hal ini beda dengan obat
kimiawi yang pengobatanya sangat cepat tetapi destruktif (menggangu/merusak
bagian tubuh yang lain)
Jadi seseorang
hendaknya tidak fanatik menggunakan jamu saja atau sebaliknya hanya menggunakan
pengobatan medis yang berbahan kimiawi, semua bisa digunakan asal sesuai pada
tempatnya.
Cari Artikel Menarik Lainya di :http://apasiblog.blogspot.co.id/
SALAM BLOGGER
Sangat komplit sekali.. tak akan pernah salah kalau datang kesini
BalasHapusWah Thanks Bro Sangat Bermanfaat :D
BalasHapus